Budak 9 Tahun Maut Dirogol Dan Kemaluan Disumbat Ranting Tajam
Budak 9 Tahun Maut Dirogol Dan Kemaluan Disumbat Ranting Tajam|Masih lagi dalam kekerasan seksual,kali ini mayat kanak kanak wanita 9 tahun ditemukan dalam keadaan mengenaskan dengan kemaluan di sumbat dengan ranting kayu tanpa sehelai pakaian.
Diduga kuat kanak kanak tersebut adalah mangsa kekerasan seksual,selain dari pada itu kepala mangsa juga ada kesan lebam dipercayai di pukul menggunakan benda tumpul.
Kejadian yang berlaku di desa bayung incir ,bayuasin, sumatra barat indonesia,ketua kepolisian bayuasin mengesahkan berita tersebut.
Dari hasil bedah siasat mendapati mangsa di rogol terlebih dahulu sebelum dibunuh dan ranting tajam yang masuk kedalam maluannya sepanjang 10cm,mana kala mulutnya di sumbat dengan seluar dalam.
Jasad mangsa ditemukan pertama kali oleh abangnya sendiri,bau busuk yang menyegat membuatkan ia mencari asal bau tersebut.
Menurut siasatan awal mendapati,mangsa keluar rumah seorang diri untuk menyusul orang tuanya ke suatu tempat.
Karena tak kunjung balik,keluarga mangsa mencari pada rabu 22.06.2016.abang mangsa menemukan jasad adiknya di dalam semak dengan kondisi yang sangat mengenaskan dan berlumuran darah.
Perkara itu langsung di adukan kepada pihak yang berwajib,hingga kini pihak polis bayuasin masih belum bisa menyimpulkan motif pembunuhan tersebut.
Difahamkan dari griya agung anggota yang menyiasat mengatakan,mereka percaya bahwa pembunuhan tersebut di lakukan oleh yang mengenali mangsa dan sudah tau keadaan mangsa yang memiliki kelainan mental.
Menurut keterangan ayah Mangsa,Aman (47), jasad anaknya tersebut ditemukan dalam hutan Mangsang yang letaknya 2.5 kilometer dari rumah mereka.
“Dia pergi dari rumah sekitar jam 18.00 hari Senin.Kemudian anak saya Riki yang merupakan abang dari Fitriani pergi memancing bersama temannya,dan menemukan adiknya di pinggir sungai kemudian langsung memberitahu kami, setelah itu kami melapor pos polisi yang ada di Bayung Lencir,” ujarnya.
Aman mengatakan, kalau anaknya tersebut memiliki keterbelakangan mental. “Dia memang cacat mental, kerjanya setiap hari jalan keluar rumah tapi tidak tau apa yang dituju, nanti kalau lapar dia akan pulang. Sudah makan kemudian dia pergi lagi, selain itu dia juga pendiam, dia anak saya yang ketiga dari lima bersaudara, namun yang saya heran dia bisa pergi sejauh itu karena biasanya dia main di sekitar rumah,” ujarnya.